Tentu kita sudah tidak asing lagi dalam membuat dan mengkonsumsi jus. Baik jus buah maupun sayur sama-sama menyehatkan. Namun kadang kita seperti tidak mendapat manfaat dari minuman sehat tersebut. Menurut Andang Gunawan, ND, ahli terapi nutrisi dan detoksifikasi, minum jus membantu kita memperoleh khasiat dari berbagai macam buah dan sayur tanpa harus memakannya satu per satu. Nutrisi yang terkandung di dalamnya juga lebih mudah diserap, sehingga wajar jika jus diyakini sebagai minuman praktis yang menyehatkan. Namun yang perlu diperhatikan, minum jus ada aturannya. Pengolahan jus yang tidak benar, waktu mengonsumsi yang tidak tepat, atau cara pandang yang salah terhadap jus dapat membuat manfaat jus menjadi berkurang bahkan hilang sama sekali.
Berikut ini saturan dalam membuat jus, sekaligus cara yang benar mengonsumsinya:
Sembarangan Mencampur Buah
Setiap jenis buah memiliki sifat berbeda-beda. Ada buah yang memiliki rantai kimia gula pendek sehingga dapat dicerna dengan cepat oleh sistem pencernaan, ada pula yang rantai kimia gulanya lebih panjang sehingga memerlukan waktu lebih lama untuk dicerna. Alasannya, pemecahan rantai kimia buah-buahan di lambung kita memerlukan tingkat asam basa tertentu.
Jika jus yang kita minum terdiri dari buah-buahan yang rantai kimianya berlawanan, lambung harus bekerja keras menyesuaikan diri dengan dua kondisi sekaligus. Akibatnya, mekanisme penguraian senyawa kimia menjadi kacau: ada senyawa yang sudah siap dicerna oleh usus halus, ada juga yang masih perlu diurai lebih lama. Situasi ini dapat dikenali dengan gejala berupa meningkatnya asam lambung, sering sendawa, mual, sebah, atau kembung.
SOLUSI:
Usahakan membuat jus dari sayur atau buah yang rantai kimianya relatif sama. Secara kasat mata, rantai kimia ini dapat dikenali dengan melihat kadar air. Makin banyak kandungan airnya, semakin cepat proses pencernaan yang diperlukan. Kombinasikan bahan yang sama-sama mengandung banyak air seperti wortel dengan apel, atau melon dengan semangka. “Jangan membuat jus dari semangka dan pisang,” kata Andang, “sebab semangka dicerna dengan cepat, yaitu cukup dalam waktu 5 menit, sedangkan pisang membutuhkan waktu jauh lebih lama – mencapai waktu sekitar 30 menit.” Aturan ini juga berlaku saat kita mengonsumsi buah-buahan potong.
Menambahkan Gula
Fruktosa, gula sederhana yang terkandung di dalam buah, bersifat cepat diserap oleh usus halus namun lambat diubah menjadi glukosa di dalam tubuh. Sedangkan gula pasir dan teman-temannya merupakan pemanis buatan manusia yang diproses sedemikian rupa sehingga rantai kimianya menjadi sangat pendek. Efeknya, di dalam tubuh kita, diubah menjadi glukosa dalam waktu yang sangat cepat.
Rantai kimia gula buah dan gula buatan yang tidak sama dapat mengundang gejala tidak nyaman seperti rasa kembung, mual, dan sebah. Selain itu, jus yang diberi tambahan gula juga membuat kadar gula di dalam darah melonjak drastis. Efeknya, kita cepat merasa kenyang, sekaligus lapar kembali. Lonjakan kadar gula juga otomatis memerintahkan tubuh mengeluarkan insulin, tentara keamanan yang bertugas menjaga kestabilan gula, dengan menyimpannya ke hati dan otot. Sayangnya, daya tampung hati dan otot sangat terbatas. Kelebihan gula pun ditimbun menjadi lemak. Efeknya, berat badan lebih rentan mengalami kegemukan. Sel-sel lemak juga memicu terjadinya peradangan, dan mengundang berbagai macam penyakit seperti diabetes.
SOLUSI:
Minum jus tanpa tambahan gula dan tahan dalam mulut sebelum di telan. Tujuannya, agar jus yang kita konsumsi memiliki kesempatan untuk bercampur dengan enzim-enzim yang terdapat di dalam air ludah terlebih dahulu. Kalaupun sewaktu-waktu perlu minum jus dalam kemasan, sebaiknya pilih yang tidak menambahkan gula dalam bentuk apapun (sukrosa, fruktosa, dsb).
Tidak Langsung Diminum
Di beberapa restoran, barangkali kita pernah menjumpai jus buah yang diproses dalam porsi besar, disimpan dalam lemari pendingin, kemudian baru disajikan saat ada pesanan. Menurut Andang, jus yang demikian kualitasnya sudah tidak maksimal lagi. Kandungan vitaminnya lebih rentan rusak oleh paparan udara bebas. Bakteri lebih mudah masuk ke dalam cairan, sehingga jus lebih mudah membusuk. Jika diletakkan di ruangan terbuka, senyawa bermanfaat di dalamnya juga dapat rusak oleh sinar ultraviolet.
SOLUSI:
Minum jus segera setelah diproses. Jangan ditunda hingga lebih dari 20 menit. Sebab, “Proses fermentasi dimulai sejak sekitar menit ke-20. Bila terus dibiarkan, proses selanjutnya adalah pembusukan,” kata Andang. Oleh sebab itu, jika suatu kondisi membuat kita tidak bisa mengonsumsi jus segera setelah dibuat, simpan jus dalam termos aluminium yang tertutup rapat.
Membuang ampasnya
Saat membuat jus menggunakan juicer, ampasnya akan terpisah, dan kita mengambil sarinya saja. Saat membuat jus dengan blender, terkadang kita juga menyaring airnya, dan ampasnya dibuang begitu saja. Ampas buah dan sayuran mengandung vitamin dan serat. Vitamin C di dalamnya membantu meningkatkan imunitas. Sementara serat berperan melancarkan proses pencernaan, sekaligus meredam lonjakan kadar gula di dalam tubuh. Saat kita mengonsumsi jus bersama ampas, enzim yang terdapat di dalam ludah ikut masuk ke usus kecil dan memaksimalkan proses pencernaan.
SOLUSI:
Minum jus bersama ampas. Supaya tetap nikmat dan mudah ditelan, minum sedikit demi sedikit sambil dikunyah. Mengunyah dengan baik akan membuat produksi enzim semakin optimal. Selain itu, saat proses mengunyah, lambung ikut bekerja dan membakar kalori.
Minum Jus Setelah Makan
Tak seperti buah dan sayuran yang bebas lemak, makanan sehari-hari seperti nasi dan lauk-pauknya - misalnya golongan protein dan karbohidrat - terikat oleh lemak. Agar lebih mudah dicerna, sesaat setelah ditelan, lemak tersebut dilarutkan oleh asam lambung.
Menariknya, proses pelarutan lemak ini membutuhkan suasana asam. Jika proses pencernaan lemak belum berakhir namun sudah harus menerima jus buah yang sifatnya basa, maka prosesnya menjadi terganggu. Lambung memproduksi asam lebih banyak lagi, agar lemak yang ada bisa larut. Efeknya, produksi asam lambung meningkat drastis. Perut jadi terasa penuh, bahkan lambung terasa perih.
SOLUSI:
Minum jus saat perut dalam keadaan kosong. Untuk memaksimalkan proses penyerapan sekaligus mengefektifkan proses detoksifikasi, minum jus di pagi hari sebagai sarapan. Di waktu lain, minum jus sekitar 15 atau 30 menit sebelum mengonsumsi makanan karbohidrat, protein, lemak, dan sebagainya.
Nah, sekarang sudah tahu kan cara membuat dan mengkonsumsinya secara benar. Silakan dicoba di rumah Anda masing-masing dan raih manfaat maksimal dari mengkonsumsi jus. Selamat mencoba.
sumber : http://www.nirmala.co/nutrisi/128-minum-jus-ada-aturannya-lho
sumber gambar by google.com