Pada artikel sebelumnya kita pernah membahas tentang
serba-serbi kentut dan mengapa kentut berbau busuk dan tidak. Salah satu faktor yang menyebabkan bau busuk pada kentut adalah lamanya menahan kentut. Kita tahu bahwa kentut bukanlah hal yang terlarang, namun etika membuang kentut juga patut kita perhatikan. Maka dari itu, berapa lama idealnya kita diperbolehkan menahan kentut?
Frekuensi kentut pada seseoarang tentulah berbeda-beda tergantung dari makanan yang dikonsumsi, pola makan, obat yang dikonsumsi, waktu istirahat dan lain sebagainya. Memang tidak ada berapa kali frekuensi kentut pada seseorang dianggap wajar, namun ada ada yang menyebutkan bahwa frekuensi kentut 14 kali dalam sehari masih dianggap wajar. Jika lebih dari jumlah tersebut maka ada baiknya segera memeriksakan diri pada dokter ahli yang bersangkutan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Subdepartement of Human Gastrointestinal Physiology and Nutrition di rumah sakit Royal Hallamshire, banyaknya gas yang dikeluarkan pada waktu kentut didalam kondisi normal bisa hingga 476-1490 ml (rata-rata 705 ml) didalam 24 jam.
Kentut tentu bukanlah hal yang terlarang, justru dengan kentut ini menandakan bahwa seseorang dalam keadaan sehat. Karena dengan kentut dapat diketahui jika pencernaan berfungsi secara normal. Dalam dunia kesehatan, kentut menunjukkan bahwa usus berfungsi dengan baik. Oleh karena itu, seseorang yang baru melakukan operasi dengan bius harus menunggu hingga kentut terlebih dahulu sebelum diizinkan dokter untuk makan serta minum.
Kentut pada sembarang tempat tentu bukan hal yang sopan dan sangat mengganggu lingkungan. Tapi menahan kentut juga bukan hal yang dianjurkan. Meski tidak berakibat sangat fatal, tetap ada risiko yang harus ditanggung jika gas berlebih di saluran pencernaan tidak dibebaskan. Pada dasarnya kentut adalah kumpulan gas dari hasil metabolisme di usus yang secara alamiah akan didorong ke bawah oleh tubuh. Jika ditahan-tahan, maka otomatis akan terakumulasi dan menyebabkan rasa tidak nyaman. Rasa tidak nyaman akibat menahan kentut bisa berupa perut kembung, begah dan terkadang pegal-pegal kalau sudah berlanjut menjadi masuk angin. Ketika perut penuh oleh gas, rasa begah itu kadang-kadang juga mempengaruhi nafsu makan karena perut rasanya tidak nyaman. Kebiasaan menahan kentut berdampak pada akumulasi bau kentut.
Hingga saat ini tidak ada referensi pasti berapa lama diperbolehkan menahan kentut. Namun, mengeluarkan kentut lebih cepat lebih baik agar tercipta rasa nyaman pada perut, tubuh dan konsentrasi. Kentut yang ditahan terlalu lamanakan menyebabkan peningkatan tekanan pada tubuh sehingga terjadi pelebaran usus yang tidak normal. Kentut yang ditahan bisa mengakibatkan seseorang sukar untuk buang air besar. Tertahannya gas didalam usus dapat mengakibatkan tekanan parsial di rongga usus lebih tinggi dari pada tekanan parsial didalam darah. Mengakibatkan, gas tersebut dapat berdifusi masuk ke didalam pembuluh darah di dinding usus, serta beredar ke semua tubuh. Darah yang telah meraih paru-paru dapat melepas gas ini berbarengan dengan saat kita bernapas. Seseorang yang sengaja menahan kentut hingga seharian, maka kentut yang tertahan tersebut akan dikeluarkan pada malam hari, tepatnya pada saat kita tertidur atau rileks.