Akhir-akhir ini kita disuguhkan beberapa penemuan kikil-kikil yang positif mengandung formalin. Padahal kikil-kikil berformalin tersebut telah diproduksi selama beberapa tahun. Formalin pada dasarnya adalah larutan formaldehida berwarna kuning yang memiliki karakter sebagai stabilisator atau disinfektan (membunuh bakteri). Pada umumnya formalin digunakan sebagai pengawet kosmetik, pembunuh hama, pembasmi lalat, perekat kayu lapis, pembuatan pupuk urea dan pengawet mayat. Formalin sangat berbahaya bila terhirup, mengenai kulit dan tertelan. Akibat yang ditimbulkan dapat berupa : luka bakar pada kulit, iritasi pada saluran pernafasan, reaksi alergi dan bahaya kanker pada manusia. Mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung formalin, efek sampingnya terlihat setelah jangka panjang, karena terjadi akumulasi formalin dalam tubuh.
Kikil yang diberikan bahan tambahan berupa formalin jika dikonsumsi berisiko menimbulkan kerusakan organ tubuh. Dalam jangka pendek bisa menimbulkan rasa mual, sedangkan jika dikonsumsi dalam jangka panjang efek penumpukannya bisa memicu berbagai gangguan kesehatan, mulai dari gangguan konsentrasi, kerusakan hati hingga berkembangnya sel-sel kanker. Begitu berbahanya kandungan formalin dalam makanan maka kita harus teliti dalam memilih makanan. Memang untuk mengetahui kandungan formalin pada kikil harus melewati uji laboratorium. Namun, secara fisik kita dapat mengetahuinya melalui ciri-ciri fisik pada kikil tersebut. Berikut ini cara membedakan kikil berformalin dan tidak.
1. Lebih kenyal jika dibandingkan dengan kikil tanpa formalin.
2. Tidak berbau amis
3. Lebih putih atau pucat cerah
4. Ketika keadaan terbuka tidak dihinggapi lalat
5. Kikil tidak mudah hancur
6. Ketika dimasak kadang masih mengeluarkan bau khas formalin
7. Kikil berformalin tidak dimakan oleh kucing
Lalat dan kucing sebagai hewan indikator yang penting dalam mendeteksi kandungan formalin pada makanan. Kucing memiliki penciuman yang tajam terhadap bau formalin, yang tak dapat dijangkau manusia. Sedangkan lalat juga memiliki penciuman yang tajam karena jika ada hewan yang mati maka lalat akan langsung datang menghampiri hewan mati tersebut.
Gangguan kesehatan orang yang mengkonsumsi kikil berformalin memang tidak dapat diperkirakan dalam hitungan waktu. Hal ini tergantung dengan seberapa banyak dan seberapa sering mengkonsumsi makanan yang mengandung formalin. Apalagi sekarang ini tidak hanya kikil yang disinyalir mengandung formalin. Bahkan, makanan yang sering kita temui sehari-hari seperti bakso, mie, daging ayam dan ikan juga ada yang mengandung formalin. Jika kita tidak teliti dan berhati-hati nampaknya resiko gangguan kesehatan akibat formalin ini akan semakin cepat dari yang kita perkirakan.