Penyakit jantung terjadi ketika berkurangnya suplai darah ke jantung. Awalnya, pembuluh darah arteri mengalami penggumpalan. Sehingga terjadi serangan jantung yang pelan-pelan merusak organ tersebut. Hingga saat ini, penyakit jantung merupakan penyakit penyebab kematian nomor 1 (satu) di dunia. Bahkan, kematian akibat penyakit jantung masih menempati daftar tertinggi di Indonesia. Penyakit jantung dapat menyerang siapa saja, baik pria, wanita, kaum muda dan kaum dewasa.
Namun, belakangan penyakit jantung lebih gencar mengincar kaum muda. Datanya, hampir 50 persen orang dengan gangguan pada jantung menyerang usia 30-50 tahun. Usia yang masih terbilang produktif dalam rutinitas pekerjaan. Penyebabnya dapat dilihat dari konsumsi makanan yang tidak sehat, jarang berolahraga dan kebiasaan merokok.
Angka kematian akibat penyakit jantung pada usia di bawah 60 tahun lebih dari tiga juta dan diprediksi makin meningkat pada 2030. Data Riset Kesehatan Dasar 2013 mengungkap, proporsi penduduk usia 15-40 tahun dengan kebiasaan mengonsumsi makanan/minuman manis melebihi batas ideal mencapai 52,9%, makanan berlemak 40,7%, dan makanan asin 26,3%. Padahal, idealnya konsumsi gula hanya 50 gram sehari-atau setara dengan empat sendok makan. Untuk garam, batasannya lebih kecil lagi, yakni sebanyak 2.000 miligram atau setara satu sendok teh. Sementara itu, untuk lemak, tak boleh lebih dari 67 gram atau sebanyak 4 sendok makan.
Oleh karena itu, untuk mengatasi incaran penyakit jantung, kaum muda hendaknya lebih cermat dalam memilih makanan. Pilih makanan sehat dengan kandungan rendah gula, garam, dan lemak yang ideal. Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, dan Lemak, serta Pesan Kesehatan untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji, industri dan gerai pangan siap saji diwajibkan mencantumkan informasi tersebut. Aturan itu efektif berlaku pada tahun 2016.
Selain itu, aktivitas fisik seperti berolahraga dengan durasi dan waktu yang tepat juga sangat dianjurkan, terutama bagi masyarakat usia produktif. Nah, yng paling penting adalah mengurangi dan menghilangkan kebiasaan merokok pada kaum muda. Pasalnya, kebiasaan merokok telah menyerang usia yang sangat muda. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2013, prevalensi perokok usia 15 tahun ke atas naik menjadi 36,3% dari 34,7% pada 2010. Perokok juga masih didominasi pria yang mencapai 68,8%.